Pengalaman yang mengesankan sanggup kau tuangkan dalam buku harian. Buku harian berisi pengalaman, pemikiran, dan perasaan seseorang. Sebelum menulis pengalaman dalam buku harian, kau harus mengetahui unsur-unsur yang harus ada dalam buku harian.
Unsur-Unsur Buku Harian
Unsur-unsur buku harian sebagai berikut.
1. Tempat dan tanggal penulisan.
2. Peristiwa yang dialami.
3. Kapan insiden itu dialami?
4. Di mana insiden itu terjadi?
5. Siapa yang terlibat dalam insiden itu?
6. Mengapa insiden itu sanggup terjadi?
7. Bagaimana insiden itu terjadi?
8. Bagaimana perasaan/kesan/harapan terhadap insiden itu?
Contoh buku harian:
Sidoarjo, 1 November 2006
Hari ini saya benar-benar sedih. Sedih sekali Diari . . . . Aku melihat banyak penduduk Porong yang menderita. Penderitaan itu dialami oleh orang bau tanah dan anakanak. Mereka tidak mempunyai rumah, pekerjaan, dan tidak sanggup sekolah. Merekabhanya mengandalkan bantuan!
Aku bertemu penduduk Porong tadi pagi. Aku dan teman-teman mengunjungi mereka untuk memperlihatkan bantuan. Bantuan tersebut kami peroleh dari sumbangan teman-teman di sekolah. Kami berangkat dari sekolah menuju lokasi penampungan pukul 08.00 WIB bersama para guru.
Setelah hingga di Porong, kami sangat duka menyaksikan lumpur yang meluap ke mana-mana. Semburan itu menyebabkan masyarakat menderita. Lumpur menenggelamkan pabrik, sawah, rumah penduduk, dan jalan tol.
Satu kalimat yang berkesan bagiku ”Musibah ini alasannya ialah kesalahan kita sendiri. Jangan menyalahkan orang lain. Semua petaka niscaya ada hikmahnya. Kita harus nrimo menjalani.” Kata-kata itu diucapkan oleh seorang kakek. Aku terharu. Kakek itu mendapatkan petaka ini dengan ikhlas. Dia tidak menuntut apa-apa. Padahal rumah dan semua isinya tertimbun lumpur. Sawahnya juga penuh lumpur, sedangkan pemberian yang didapatkan tidak mencukupi kebutuhan hidup.
Diari . . . saya hanya sanggup berdoa biar semburan lumpur panas sanggup segera tidak boleh sehingga korban tidak bertambah. Semoga penduduk di sana tabah dan saling membantu. Andaikan saya sanggup menolong mereka, Diari.
Unsur-Unsur Buku Harian
Unsur-unsur buku harian sebagai berikut.
1. Tempat dan tanggal penulisan.
2. Peristiwa yang dialami.
3. Kapan insiden itu dialami?
4. Di mana insiden itu terjadi?
5. Siapa yang terlibat dalam insiden itu?
6. Mengapa insiden itu sanggup terjadi?
7. Bagaimana insiden itu terjadi?
8. Bagaimana perasaan/kesan/harapan terhadap insiden itu?
Contoh buku harian:
Sidoarjo, 1 November 2006
Hari ini saya benar-benar sedih. Sedih sekali Diari . . . . Aku melihat banyak penduduk Porong yang menderita. Penderitaan itu dialami oleh orang bau tanah dan anakanak. Mereka tidak mempunyai rumah, pekerjaan, dan tidak sanggup sekolah. Merekabhanya mengandalkan bantuan!
Aku bertemu penduduk Porong tadi pagi. Aku dan teman-teman mengunjungi mereka untuk memperlihatkan bantuan. Bantuan tersebut kami peroleh dari sumbangan teman-teman di sekolah. Kami berangkat dari sekolah menuju lokasi penampungan pukul 08.00 WIB bersama para guru.
Setelah hingga di Porong, kami sangat duka menyaksikan lumpur yang meluap ke mana-mana. Semburan itu menyebabkan masyarakat menderita. Lumpur menenggelamkan pabrik, sawah, rumah penduduk, dan jalan tol.
Satu kalimat yang berkesan bagiku ”Musibah ini alasannya ialah kesalahan kita sendiri. Jangan menyalahkan orang lain. Semua petaka niscaya ada hikmahnya. Kita harus nrimo menjalani.” Kata-kata itu diucapkan oleh seorang kakek. Aku terharu. Kakek itu mendapatkan petaka ini dengan ikhlas. Dia tidak menuntut apa-apa. Padahal rumah dan semua isinya tertimbun lumpur. Sawahnya juga penuh lumpur, sedangkan pemberian yang didapatkan tidak mencukupi kebutuhan hidup.
Diari . . . saya hanya sanggup berdoa biar semburan lumpur panas sanggup segera tidak boleh sehingga korban tidak bertambah. Semoga penduduk di sana tabah dan saling membantu. Andaikan saya sanggup menolong mereka, Diari.
Advertisement
Baca juga:
Advertisement
EmoticonEmoticon