Nih Qonaah (Arti, Pola Qonaah) | Hadits Perihal Qonaah

Share:
Semasa hidupnya, Rasulullah selalu memberi pola secara langsung dalam menerapkan akhlaqul karimah (akhlak mulia). Di antara budbahasa mulia tersebut, terdapat perilaku qonaah dan tasamuh.
 
1. Pengertian Qonaah dan Dalil Naqli-nya (Al-Qur’an)
      Qonaah menurut bahasa yakni cukup. Menurut istilah, qonaah berarti merasa cukup dengan apa yang dimiliki dan menjauhkan diri dari sifat ketidakpuasan atau kekurangan.
Qonaah bukan berarti hidup bermalas-malasan atau tidak mau berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Akan tetapi, qonaah itu sifat sederhana dalam keadaan sempit dan dalam keadaan lapang. Kekayaan dan kemiskinan bukan diukur dari banyak sedikitnya harta, tetapi terletak pada kelapangan hati untuk selalu sabar dan mensyukuri segala karunia yang diberikan Allah swt.
Hadis Nabi Muhammad saw ihwal qonaah :

Artinya:
Abdullah bin Amru bin Ash r.a. berkata: Bersabda Rasulullah saw., “Sesungguhnya beruntung orang yang masuk Islam dan rezekinya cukup dan merasa cukup dengan apa-apa yang telah Allah berikan kepadanya.” (H.R. Muslim)
 
 

2. Contoh Qonaah dan Cara Meneladaninya
     Nabi Muhammad saw. telah memperlihatkan pesan yang tersirat kepada Hakim bin Hizam sebagaimana terungkap dalam riwayat berikut ini:  
       Dari Hakim bin Hizam r.a. Rasulullah berkata: “Saya pernah meminta kepada Rasulullah saw. dan beliau pun memberi kepadaku. Lalu, saya meminta lagi kepadanya, dan dia pun tetap memberi. Kemudian dia bersabda: Hai Hakim! Harta ini memang indah dan manis, maka siapa yang mengambilnya dengan hati yang lapang, niscaya diberi berkat baginya, sebaliknya siapa yang mengambilnya dengan hati yang rakus niscaya tidakberkat baginya. Bagaikan orang makan yang takkunjung kenyang. Dan tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Berkata
Hakim ; Ya Rasulullah! Demi Allah yang mengutus engkau dengan kebenaran, saya tidak akan mendapatkan apapun sepeningal engkau hingga saya meninggal dunia. Kemudian Abu Bakar r.a. (sebagai Khalifah) memanggil Hakim untuk memberinya belanja (dari Baitul Mal), tetapi ia menolaknya dan tidak mau mendapatkan sedikit pun santunan itu. Kemudian, Abu Bakar berkata: Wahai kaum Muslimin! Saya persaksikan kepada kalian ihwal Hakim bahwa saya telah memperlihatkan haknya yang diberikan Allah padanya”. (H.R.Bukhari dan Muslim).

3. Perilaku Qonaah dalam Kehidupan Sehari-hari
     Orang yang qonaah akan bersikap mendapatkan dengan rasa syukur kepada Allah swt. Sikap yang demikian itu akan mendatangkan rasa tenteram dalam hidup dan menjauhkan diri dari sifat serakah dan tamak. Karena pada hakikatnya, kekayaan dan kemiskinan terletak pada hati, bukan pada harta
yang dimilikinya. Bila kita perhatikan, banyak orang yang lahirnya tampak berkecukupan, bahkan mewah, namun hatinya penuh diliputi keserakahan dan kesengsaraan. Sebaliknya, banyak orang yang sepintas kemudian seperti kekurangan, namun hidupnya tenang, penuh kegembiraan, bahkan masih mampu mengeluarkan sebagian hartanya untuk kepentingan sosial.

       Nabi Muhammad saw. bersabda dalam salah satu hadisnya : Dari Abu Hurairah r.a. bersabda Nabi saw.: “Bukanlah kekayaan itu banyak harta benda, tetapi kekayaan yangsebenarnya yakni kekayaan hati”. (H.R. Bukhari dan Muslim) 
Qonaah memiliki unsur pokok, antara lain:
a) membangun pribadi Muslim yang mendapatkan dengan rela apa adanya;
b) memohon embel-embel yang pantas kepada Allah serta perjuangan dan ikhtiar;
c) mendapatkan ketentuan Allah dengan sabar;
d) bertawakal kepada Allah;
e) tidak tertarik oleh muslihat dunia.
Advertisement
Advertisement


EmoticonEmoticon