Perilaku Orang Yang Cinta Ilmu Pengetahuan

Share:
Allah Swt. yang memiliki ilmu. Allah disebut al- Alim artinya Maha Mengetahui (Maha Berilmu). Ilmu Allah Swt. sungguh luas tanpa batas. Ada yang diberikan terhadap kita telah tertulis dan ada yang tidak tertulis. Yang tertulis merupakan kitabullah dan yang tidak tertulis merupakan alam semesta serta isinya yang disebut selaku ayat-ayat kauniyyah.

Syarat belajar menurut Imam Syafi‘i merupakan , kecerdasan , benar-benar , sabar , ongkos , isyarat guru , dan waktu yang lama. Menuntut ilmu itu hukumnya wajib (fardu‘ain) bagi setiap muslim , baik pria maupun perempuan. Selain berguru mengenai alam semesta , kita juga wajib mempelajari ilmu Allah Swt. yang tertulis , yakni al-Quran.

Al-Qur’an sanggup dipelajari dengan cara membiasakan membaca tartil , mempelajari artinya , dan mengerti kandungannya. Mari membaca al-Qur’an dengan tartil ayat-ayat berikut ini:
 Ada yang diberikan terhadap kita telah tertulis dan ada yang tidak tertulis Perilaku Orang yang Cinta Ilmu Pengetahuan
A. Membaca Q.S. ar-Rahman/55: 33

يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ فَانْفُذُوا ۚ لَا تَنْفُذُونَ إِلَّا بِسُلْطَانٍ ﴿ ٣٣

LafalArtiLafalArti
يَا أَيُّهَا الَّذِينَwahai golonganالسَّمَاوَاتِ وَالأرْضِlangit dan bumi
لْجِنِّ وَالإنْسِjin dan manusiaفَانْفُذُواmaka tembuslah
نِ اسْتَطَعْتُمْjika kalian sanggupلَا تَنْفُذُونَkalian tidak akan menembus
نْ تَنْفُذُواuntuk menembusإِلا بِسُلْطَانٍkecuali dengan kekuasaan Allah swt.
مِنْ أَقْطَارِdari segala penjuru--

Terjemahan Ayat :
“Wahai kelompok jin dan manusia! Jika kau sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi , maka tembuslah. Kamu tidak akan bisa menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah) ” (Q.S. ar-Rahman/55: 33)

Isi kandungan Q.S. ar-Rahman/ 55: 33 menerangkan pentingnya ilmu pengetahuan bagi kehidupan
umat insan . Dengani lmu pengetahuan insan sanggup mengenali benda-benda langit. Dengan ilmu pengetahuan , insan sanggup menjelajahi angkasa raya. Dengan ilmu pengetahuan , insan bisa menembus sekat-sekat yang selama ini belum terkuak.

Manusia diberi potensi oleh Allah Swt. berupa akal. Akal ini mesti terus diasah , diberdayakan dengan cara berguru dan berkarya. Dengan berguru , insan bisa mendapat ilmu dan pengetahuan yang baru. Dengan ilmu , insan sanggup berkarya untuk kehidupan yang lebih baik.Nabi Muhammad saw. bersabda:

(عَنْ أنس بن مالك رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلّم: طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ. (رواه ابن ماجه

Dari Anas ibn Malik r.a. ia berkata , Rasulullah saw. bersabda: “Menuntut ilmu itu merupakan keharusan bagi setiap orang Islam ” (H.R. Ibn Majah)
Tentang pentingnya belajar , Imam Syafi‘i dalam kitab Diwan juga menegaskan:

مَنْ اَرَادَ الدُّنْيَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَ الْاٰخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِلْعِلْمِ

“Barang siapa yang mengharapkan dunia , maka mesti dengan ilmu. Barang siapa yang mengharapkan alam abadi maka mesti dengan ilmu.”
Sikap dan sikap terpuji yang sanggup dipraktekkan selaku penghayatan dan pengamalan Q.S. ar-Rahman/55:33 dalam kehidupan sehari-hari merupakan selaku berikut.
  1. Senang membaca buku-buku pengetahuan selaku bukti cinta ilmu pengetahuan.
  2. Selalu ingin mencari tahu mengenai alam semesta , baik di langit maupun di bumi , dengan terus menelaahnya.
  3. Meyakini bahwa alam semesta ini diciptakan oleh Allah Swt. untuk manusia. Oleh alasannya itu , insan mesti merasa haus untuk terus menggali ilmu pengetahuan.
  4. Rendah hati atas keberhasilan yang diraihya dan tidak merasa rendah diri dan aib terhadap kegagalan yang dialaminya.

B. Membaca Q.S. al-Mujadalah/58: 11

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ ﴿ ١١

LafalArtiLafalArti
یَا أَیُّھَا الَّذِینَwahai orang-orang yangفَانْشُزُواmaka berdirilah
آمَنُواmereka berimanیَرْفَعِ للهَُّAllah swt. mengangkat
إِذَا قِیلَ لَكُمْapabila dibilang terhadap kalianمِنْكُمْdiantara kalian
تَفَسَّحُواberlapang-lapanglah kalianوَالَّذِینَا الْعِلْمَorang-orang berilmu
فِي الْمَجَالِسِdi dalam majelisدَرَجَاتٍbeberapa derajat
فَافْسَحُواmaka berlapang-lapanglahبِمَا تَعْمَلُونَdengan apa yang kau kerjakan
انْشُزُواberdirilah kalianخَبِیرٌAllah swt Mahateliti

Terjemahan ayat:
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dibilang kepadamu , “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis ,” maka lapangkanlah , tentu Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dibilang ,”Berdirilah kau ,” maka berdirilah , tentu Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kau kerjakan.” (Q.S. al-Mujadalah/58: 11)

Kalau Q.S. ar-Rahman/55:33 menerangkan pentingnya ilmu pengetahuan , maka ayat ini memastikan bahwa orang yang beriman dan cendekia pengetahuan akan diangkat derajatnya oleh Allah Swt. Orang yang beriman dan memiliki ilmu pengetahuan luas akan dihormati oleh orang lain , diberi kepercayaan untuk menertibkan atau mengurus apa saja yang terjadi dalam kehidupan ini. Ini artinya tingkatan orang yang beriman dan cendekia lebih tinggi dibanding orang yang tidak berilmu.

Ayat ini juga menerangkan mengenai berlapang-lapanglah kalian di saat berada di dalam majelis (tempat mencari ilmu). Yakni apabila kita berada di kawasan belajar , baik itu di kelas , masjid , maj lis taklim dan lain sebagainya , kita mesti menampilkan peluang terhadap orang lain untuk sama-sama mendapat kawasan duduk yang layak.

Sikap dan sikap yang sanggup dipraktekkan selaku penghayatan dan pengamalan Q.S. al-Mujadalah/58: 11 dalam kehidupan sehari-hari merupakan selaku berikut.
  1. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan berupaya untuk mendapat pengetahuan tersebut.
  2. Bersikap sopan di saat berguru dan senantiasa menghargai dan menghormati guru.
  3. Senang mengunjungi guru untuk meminta klarifikasi mengenai ilmu pengetahuan.
  4. Selalu menyeimbangkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya dengan kepercayaan terhadap kekuasaan Allah Swt.

Orang yang beriman , tapi tidak cendekia , beliau akan lemah. Oleh alasannya itu , keimanan seseorang yang tidak didasari atas ilmu pengetahuan tidak akan kuat. Begitu juga sebaliknya , orang yang cendekia , tapi tidak beriman , ia akan tersesat. Karena ilmu yang dimiliki bisa jadi tidak untuk kebaikan sesama.
Advertisement
Advertisement


EmoticonEmoticon